Dibawah ini merupakan hasil dari oretan admin ini mengenai contoh cerpen dan unsur intrinsiknya,
semoga bermanfaat dan dijadikan materi berguru dan entunya teman-teman sehabis melihat admin ini
dapat memilih dan bagai mana cara mencari sebah Unsur Intrinsiknya.
Judul : Anak Iblis
Pengarang : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi : 13 Maret 2011
Seorang bayi lahir dikampung kami, akan tetapi semua heran dan merasa ketakutan ketika mengetahui bahwa bayi tersebut tidak menyerupai bayi yang lainnya, ibunya meninggal dunia ketika melahirkan, dukun bayi juga ketakutan dan sempat menyebutnya bahwa bayi itu ialah bayi iblis. Tubuhnya merah memanas, hingga kemaluan ibunya memerah sehingga ibu tersebut tidak besar lengan berkuasa menahan.
Sekampung berniat untuk membunuh bayi tersebut lantaran dianggap bahwa ia ialah keturunan iblis, sebelum orang kampung tiba ke mbaru niang saya eksklusif membawa bayi tersebut seajuh mungkin. Sejak itu, saya mengasuh bayi itu. Sebenarnya saya ingin sekali memberinya nama menyerupai bocah-bocah lain. Namun orang-orang di kampung telanjur memanggilnya Bakar, sebuah nama yang diambil dari tanda tubuhnya yang merah seakan terbakar. Bakar tumbuh menyerupai layaknya seorang bawah umur lainya, sikapnya sopan sehingga anggapan orang kampong makin usang menghilang.
Pada suatu ketika Bakar menampakkan perilaku aslinya, ketika ia bermain dengan temannya, dengan hanya menatap tajam ia menjatuhkan temannya sehingga merasa kesakitan. Dan tidak itu juga guru dikelasnya kejatuhan papan tulis dengan keras ketika Bakar dieksekusi lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat itu semua orang mengepung bakar hendak membunuhnya, Dari situ kemarahannya timbul dengan mengeluarkan sebatang lidi, ditancapkannya lidi tersebut ketanah kemudian dari batang lidi itu mengeluarkan percikan air yang kelamaan air tesebut membesar, insiden itu yang menimbulkan tenggelamnya kampong kami dan semua orang mati lantaran tidak sanggup menyelamatkan diri. Hanya Ame Tua dan Anacucu ynag berhasil selamat hingga sekarang.
2. Alur
Dalam kisah ini memakai Alur mundur, lantaran ending kisah diletakkan diawal cerita. Bagiannya menyerupai berikut :
Bagian Ending dalam pecahan ini menceritakan final kisah ketika insiden atau imbas yang menimbulkan kerusakan dan final hayat semua orang, yang tersisa Anacucu dan Ame Tua. Saat itu Ame Tua menceritakan kepadanya perihal insiden itu. Seperti kutipan dibawah ini :
…hari ini biarkan Ame Tua bercerita padamu. Pada waktu singkat, di antara gerimis yang tiba-tiba datang, saya akan bercerita perlahan semoga engkau sanggup menangkap segala sesuatu yang terungkap…
Bagian Awal pecahan ini merupakan awal mula kisah pendek Anak Iblis akan dimulai, ketika seorang bayi lahir berbeda dengan bayi-bayi pada umumnya, tubuhnya merah menyerupai imbas dari panas, yang menimbulkan final hayat ibu kandungnya. Semua orang ketakutan, sehingga menyebutnya bahwa anak itu “Anak Iblis”. Pernyataan ini sanggup diperkuat dari pengalan kalimat dibawah ini :
…aku lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak. Jelas ia meninggal selepas bayi itu keluar dari rahim lantaran tak jauh dari kedua kakinya, saya melihat bayi itu bergerak-gerak lemah…
…Tubuhnya berwarna merah. Tentu semula saya menyangka itu ialah warna bekas darah. Namun pikiran itu segera hilang, ketika dukun beranak itu mulai berdesis pelan. “Itu bukan darah,” ungkapnya seakan sanggup membaca pikiranku Dan jangan kaucoba untuk menyentuh! Tubuhnya
… tubuhnya begitu panas….
Bagian Tengah pecahan ini menceritakan permasalahan-permasalahan kecil, permasalahan perihal pertumbuhan Bakar dimasyarakat khususnya dengan sahabat seumuran. Diceritakan ketika ia tumbuh sebagai anak yang sopan dan baik. Akan tetapi sifat itu berubah ketika bakar diejek temannya, dari hal kecil tersebut, badan sahabat Bakar eksklusif dikerumuni kalajengking dan semut merah sehingga menimbulkan meninggal dunia dan ada insiden lain yaitu ketika Bakar dieksekusi oleh gurunya lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini juga menimbulkan kelas Bakar kejatuhan papan tulis. Semua ini dilakukan Bakar dengan menatap tajam apa yang ia kehendaki. Pernyataan ini sanggup diperjelas dengan penggalan kalimat dibawah ini :
…membuat orang-orang lain tak lagi membencinya ialah kesopanannya terhadap orang-orang kampung lainnya. Inilah yang lama-kelamaan, menciptakan gunjingan negatif perihal dirinya hilang…
…Seorang temannya tiba-tiba saja terjatuh, dan puluhan ular, kelabang dan kalajengking, tiba-tiba merubung dirinya dan menggigit seluruh tubuhnya. Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
…Entah bagaimana bisa, papan tulis di depan kelas, tiba-tiba jatuh menimpa tubuhnya. Tak hanya jatuh biasa, namun sangat keras, hingga meremukkan kepala sang guru...Bagian Akhir pecahan ini menceritakan permasalahan besar ketika semua orang akan meninggal terhanyut dan terkubur oleh lumpur yang dikeluarkan dari sebatang lidi yang ditancapkan Bakar ketanah. Semua orang murka dengan kelakuan Bakar sehingga menimbulkan impian untuk membunuhnya. Pernyataan ini menyerupai penggalan kalimat sebagai berikut :
…Sebatang lidi, yang juga berwarna merah. Lalu dengan gerakan lambat, ditancapkannya lidi itu ke tanah…
…Namun tak ada yang sanggup menariknya, selain dirinya sendiri. Lalu dari lubang lidi itulah banjir kemudian tiba dan menenggelamkan desa itu…
3. Penokohan
Tokoh Sentral : Bakar
Tokoh Pendukung : Ame Tua, Anacucu
Penokohan Bakar ialah seorang anak kecil pada umumnya. Akan tetapi yang lebih dikedepankan ialah sifat marah. Hal ini sanggup dibuktikan dari penggalan kalimat dibawah ini :
…Tiba-tiba Bakar memandangnya dengan tajam dan menciptakan temannya terjatuh…
…Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
Sifat murka bakar tidak ditunjukan melalui perkataan akan tetapi pengarang membuktikan dengan cara lain yaitu jawaban apa yang dilakukan.
Penokohan Ame tua, ialah seseorang yang berperan sebagai satu-satunya orang yang selamat dari bencana. Tepatnya seorang jagoan ketika menyelamatkan Bakar ketika gres lahir, lantaran bentuk dan ciri-ciri tidak sama dengan bayi pada umumnya, tubuhnya merah, imbas dari hawa panas tubuhnya, hal ini menimbulkan final hayat ibu kandung yaitu mama lingpo. Dari sini Ame renta merawat Bakar hingga tumbuh dewasa. Selain itu juga penokohan Ame Tua ialah penyayang, lantaran tampak dari kasih sayang yang diberikan terhadap Bakar, kasih sayang tersebut tampak dalam penggalan kalimat sebagai berikut :
…aku menyebarkan untuknya sebuah kolam kecil di depan biliknya…
Dari penggalan diatas menerangkan bahwa wujud kasih sayang, lantaran orang yang dikasihi, sayangi membutuhkan sesuatu pastinya orang yang menyayangi akan sigap mewujudkannya.
Penokohan Anacucu, tidak ditampakkan karakternya, melainkan ia diposisikan sebagai pendengar perihal semua insiden yang menimpa kampung dan khususnya pihak keluarga lantaran mamae linggpo termasuk masih bersaudaraan dengannya.
4. Tema
Anak termasuk titipan Tuhan Yang Maha Esa, pada hari kebangkitan ketika semua orang dibangunkan dari liang kubur salah satunya permasalahan yang akan dipertanyakan ialah perihal pertanggung jawaban apa yang sudah dititipkanNya yaitu anak, Apakah anak tersebut menjadi anak sholeh dan sholekha atau sebaliknya.
Zaman kini banyak orang hamil diluar nikah, hal ini disebabkan peradaban orang timur menirukan gaya dan pola orang barat, lebih tepatnya korban dari mode. hal ini menimbulkan adanya istilah aborsi, membuang janin disembarang kawasan sungai, toilet, kawasan sampah dan kawasan lainnya. Kejadian ini termasuk Tuhan memperlihatkan sebuah kepercayaan dengan wujud sebuah bayi tanpa dosa, akan tetapi menyia-nyiakan dengan membunuhnya. Melakukan ini beralasan bahwa malu, belum siap dan banyak sekali alasan yang tidak relefan.
5. Setting
a. Rumah
Mamae linggpo akan melahirkan Ame Tua menunggu didepan rumahnya, dikala itulah ia eksklusif lari kedalam rumah lantaran teriakan ibu-ibu yang membantu dan menoton proses kelahiran,
…kain itu tersibak, saya lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak...
Penggalan kalimat diatas menegaskan bahwa mamae lingpo terbaring diambin (tempat tidur yang terbuat dari kayu) hal ini menerangan bahwa kawasan tidur niscaya terdapat di dalam rumah ( SIMBOL ).
b. Halaman
Bermain dengan bocah-bocah sepantarannya. Seperti bermain kayu, memelihara anak babi, dan berlarian ke dalam hutan mencari sayur, halaman rumah ini yang biasa dipakai sebagai kawasan bermain Bakar. Kebiasaan semua orang bahwa Halaman rumah merupakan kawasan untuk bermain anaknya, dengan tujuan semoga tidak jauh dari pandangan orang tuanya (SIMBOL).
Demikian Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsiknya , selamat membaca
semoga bermanfaat dan dijadikan materi berguru dan entunya teman-teman sehabis melihat admin ini
dapat memilih dan bagai mana cara mencari sebah Unsur Intrinsiknya.
Contoh cerpen dan unsur intrinsiknya
1. SinopsisJudul : Anak Iblis
Pengarang : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi : 13 Maret 2011
Seorang bayi lahir dikampung kami, akan tetapi semua heran dan merasa ketakutan ketika mengetahui bahwa bayi tersebut tidak menyerupai bayi yang lainnya, ibunya meninggal dunia ketika melahirkan, dukun bayi juga ketakutan dan sempat menyebutnya bahwa bayi itu ialah bayi iblis. Tubuhnya merah memanas, hingga kemaluan ibunya memerah sehingga ibu tersebut tidak besar lengan berkuasa menahan.
Sekampung berniat untuk membunuh bayi tersebut lantaran dianggap bahwa ia ialah keturunan iblis, sebelum orang kampung tiba ke mbaru niang saya eksklusif membawa bayi tersebut seajuh mungkin. Sejak itu, saya mengasuh bayi itu. Sebenarnya saya ingin sekali memberinya nama menyerupai bocah-bocah lain. Namun orang-orang di kampung telanjur memanggilnya Bakar, sebuah nama yang diambil dari tanda tubuhnya yang merah seakan terbakar. Bakar tumbuh menyerupai layaknya seorang bawah umur lainya, sikapnya sopan sehingga anggapan orang kampong makin usang menghilang.
Pada suatu ketika Bakar menampakkan perilaku aslinya, ketika ia bermain dengan temannya, dengan hanya menatap tajam ia menjatuhkan temannya sehingga merasa kesakitan. Dan tidak itu juga guru dikelasnya kejatuhan papan tulis dengan keras ketika Bakar dieksekusi lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Saat itu semua orang mengepung bakar hendak membunuhnya, Dari situ kemarahannya timbul dengan mengeluarkan sebatang lidi, ditancapkannya lidi tersebut ketanah kemudian dari batang lidi itu mengeluarkan percikan air yang kelamaan air tesebut membesar, insiden itu yang menimbulkan tenggelamnya kampong kami dan semua orang mati lantaran tidak sanggup menyelamatkan diri. Hanya Ame Tua dan Anacucu ynag berhasil selamat hingga sekarang.
2. Alur
Dalam kisah ini memakai Alur mundur, lantaran ending kisah diletakkan diawal cerita. Bagiannya menyerupai berikut :
Bagian Ending dalam pecahan ini menceritakan final kisah ketika insiden atau imbas yang menimbulkan kerusakan dan final hayat semua orang, yang tersisa Anacucu dan Ame Tua. Saat itu Ame Tua menceritakan kepadanya perihal insiden itu. Seperti kutipan dibawah ini :
…hari ini biarkan Ame Tua bercerita padamu. Pada waktu singkat, di antara gerimis yang tiba-tiba datang, saya akan bercerita perlahan semoga engkau sanggup menangkap segala sesuatu yang terungkap…
Bagian Awal pecahan ini merupakan awal mula kisah pendek Anak Iblis akan dimulai, ketika seorang bayi lahir berbeda dengan bayi-bayi pada umumnya, tubuhnya merah menyerupai imbas dari panas, yang menimbulkan final hayat ibu kandungnya. Semua orang ketakutan, sehingga menyebutnya bahwa anak itu “Anak Iblis”. Pernyataan ini sanggup diperkuat dari pengalan kalimat dibawah ini :
…aku lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak. Jelas ia meninggal selepas bayi itu keluar dari rahim lantaran tak jauh dari kedua kakinya, saya melihat bayi itu bergerak-gerak lemah…
…Tubuhnya berwarna merah. Tentu semula saya menyangka itu ialah warna bekas darah. Namun pikiran itu segera hilang, ketika dukun beranak itu mulai berdesis pelan. “Itu bukan darah,” ungkapnya seakan sanggup membaca pikiranku Dan jangan kaucoba untuk menyentuh! Tubuhnya
… tubuhnya begitu panas….
Bagian Tengah pecahan ini menceritakan permasalahan-permasalahan kecil, permasalahan perihal pertumbuhan Bakar dimasyarakat khususnya dengan sahabat seumuran. Diceritakan ketika ia tumbuh sebagai anak yang sopan dan baik. Akan tetapi sifat itu berubah ketika bakar diejek temannya, dari hal kecil tersebut, badan sahabat Bakar eksklusif dikerumuni kalajengking dan semut merah sehingga menimbulkan meninggal dunia dan ada insiden lain yaitu ketika Bakar dieksekusi oleh gurunya lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini juga menimbulkan kelas Bakar kejatuhan papan tulis. Semua ini dilakukan Bakar dengan menatap tajam apa yang ia kehendaki. Pernyataan ini sanggup diperjelas dengan penggalan kalimat dibawah ini :
…membuat orang-orang lain tak lagi membencinya ialah kesopanannya terhadap orang-orang kampung lainnya. Inilah yang lama-kelamaan, menciptakan gunjingan negatif perihal dirinya hilang…
…Seorang temannya tiba-tiba saja terjatuh, dan puluhan ular, kelabang dan kalajengking, tiba-tiba merubung dirinya dan menggigit seluruh tubuhnya. Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
…Entah bagaimana bisa, papan tulis di depan kelas, tiba-tiba jatuh menimpa tubuhnya. Tak hanya jatuh biasa, namun sangat keras, hingga meremukkan kepala sang guru...Bagian Akhir pecahan ini menceritakan permasalahan besar ketika semua orang akan meninggal terhanyut dan terkubur oleh lumpur yang dikeluarkan dari sebatang lidi yang ditancapkan Bakar ketanah. Semua orang murka dengan kelakuan Bakar sehingga menimbulkan impian untuk membunuhnya. Pernyataan ini menyerupai penggalan kalimat sebagai berikut :
…Sebatang lidi, yang juga berwarna merah. Lalu dengan gerakan lambat, ditancapkannya lidi itu ke tanah…
…Namun tak ada yang sanggup menariknya, selain dirinya sendiri. Lalu dari lubang lidi itulah banjir kemudian tiba dan menenggelamkan desa itu…
3. Penokohan
Tokoh Sentral : Bakar
Tokoh Pendukung : Ame Tua, Anacucu
Penokohan Bakar ialah seorang anak kecil pada umumnya. Akan tetapi yang lebih dikedepankan ialah sifat marah. Hal ini sanggup dibuktikan dari penggalan kalimat dibawah ini :
…Tiba-tiba Bakar memandangnya dengan tajam dan menciptakan temannya terjatuh…
…Entah di gigitan yang mana nyawanya meregang…
Sifat murka bakar tidak ditunjukan melalui perkataan akan tetapi pengarang membuktikan dengan cara lain yaitu jawaban apa yang dilakukan.
Penokohan Ame tua, ialah seseorang yang berperan sebagai satu-satunya orang yang selamat dari bencana. Tepatnya seorang jagoan ketika menyelamatkan Bakar ketika gres lahir, lantaran bentuk dan ciri-ciri tidak sama dengan bayi pada umumnya, tubuhnya merah, imbas dari hawa panas tubuhnya, hal ini menimbulkan final hayat ibu kandung yaitu mama lingpo. Dari sini Ame renta merawat Bakar hingga tumbuh dewasa. Selain itu juga penokohan Ame Tua ialah penyayang, lantaran tampak dari kasih sayang yang diberikan terhadap Bakar, kasih sayang tersebut tampak dalam penggalan kalimat sebagai berikut :
…aku menyebarkan untuknya sebuah kolam kecil di depan biliknya…
Dari penggalan diatas menerangkan bahwa wujud kasih sayang, lantaran orang yang dikasihi, sayangi membutuhkan sesuatu pastinya orang yang menyayangi akan sigap mewujudkannya.
Penokohan Anacucu, tidak ditampakkan karakternya, melainkan ia diposisikan sebagai pendengar perihal semua insiden yang menimpa kampung dan khususnya pihak keluarga lantaran mamae linggpo termasuk masih bersaudaraan dengannya.
4. Tema
Anak termasuk titipan Tuhan Yang Maha Esa, pada hari kebangkitan ketika semua orang dibangunkan dari liang kubur salah satunya permasalahan yang akan dipertanyakan ialah perihal pertanggung jawaban apa yang sudah dititipkanNya yaitu anak, Apakah anak tersebut menjadi anak sholeh dan sholekha atau sebaliknya.
Zaman kini banyak orang hamil diluar nikah, hal ini disebabkan peradaban orang timur menirukan gaya dan pola orang barat, lebih tepatnya korban dari mode. hal ini menimbulkan adanya istilah aborsi, membuang janin disembarang kawasan sungai, toilet, kawasan sampah dan kawasan lainnya. Kejadian ini termasuk Tuhan memperlihatkan sebuah kepercayaan dengan wujud sebuah bayi tanpa dosa, akan tetapi menyia-nyiakan dengan membunuhnya. Melakukan ini beralasan bahwa malu, belum siap dan banyak sekali alasan yang tidak relefan.
5. Setting
a. Rumah
Mamae linggpo akan melahirkan Ame Tua menunggu didepan rumahnya, dikala itulah ia eksklusif lari kedalam rumah lantaran teriakan ibu-ibu yang membantu dan menoton proses kelahiran,
…kain itu tersibak, saya lihat Mamae Lingpo telah terbaring kaku dengan mata terbelalak...
Penggalan kalimat diatas menegaskan bahwa mamae lingpo terbaring diambin (tempat tidur yang terbuat dari kayu) hal ini menerangan bahwa kawasan tidur niscaya terdapat di dalam rumah ( SIMBOL ).
b. Halaman
Bermain dengan bocah-bocah sepantarannya. Seperti bermain kayu, memelihara anak babi, dan berlarian ke dalam hutan mencari sayur, halaman rumah ini yang biasa dipakai sebagai kawasan bermain Bakar. Kebiasaan semua orang bahwa Halaman rumah merupakan kawasan untuk bermain anaknya, dengan tujuan semoga tidak jauh dari pandangan orang tuanya (SIMBOL).
Demikian Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsiknya , selamat membaca
Advertisement