Sebetulnya tekhnik untuk menulis feature yang baik tak jauh beda dengan tekhnik menulis artikel lainnya, hanya saja didalam penulisan feature kita lebih dituntut untuk ‘menyentuh’ dan menunjukkan nuansa lain dari sekadar isu pada umumnya.
Itu sebabnya, feature bisa difungsikan sebagai klarifikasi atau pemanis isu yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu kejadian, menyentuh perasaan dan memilukan, menghidangkan informasi dengan lebih menghibur, juga bisa mengungkap suatu kejadian yang belum tersiar sebagai berita.
Yang perlu menerima perhatian didalam penulisan feature ini, ialah lead yang menarik. Nah, lead inilah yang tampaknya penting, meski bukan pokok. Bahkan jangan lupa, selain lead, kita juga harus membuat body dan endingnya dari goresan pena tersebut.
Bisa jadi ‘ending’ sebuah feature sama penting dengan lead. Kaprikornus harus bisa menarik dan menarik hati para pembaca. Misalnya menunjukkan sebuah kesimpulan atau mungkin ada ‘celetukan’ atau sindiran yang sanggup menarik hati pembaca. Di sinilah editor biasanya memerlukan konsentrasi ekstra untuk memotong goresan pena jenis feature, nggak praktis lho. Sama sulitnya dengan ‘mengobrak-abrik’ sebuah naskah cerpen. Kenapa? Mengapa? Koq bisa? Ya lantaran semua kepingan dari feature itu penting. Itu saja.
Nah, harus diakui bahwa yang paling penting dalam pembuatan goresan pena berjenis feature ini ialah lead. Kekuatan besarnya ada di sana. Lead mirip pembuka sebuah jalan. Kaprikornus upayakan benar-benar sanggup menarik dan mengundang rasa lebih ingin tau pada pembaca untuk terus membaca hingga selesai.
Sebab, jikalau gagal dalam menuliskan lead pembaca bisa-bisa ogah-ogahan meneruskan membaca. Gagal sanggup diartikan kehilangan daya pikat. Itu sebabnya, penulis feature harus kreatif dan akil betul merangkai kalimat demi kalimatnya.
Bahasa rapi, terjaga, anggun dan kelihaian dalam cara memancing itu haruslah jitu. Memang sih, tak ada teori yang baku wacana menulis lead sebuah feature.
Demikian goresan pena mengenai bagaimana cara menulis feature yang baik, terus gali kemampuan anda dalam menulis untuk membuat sebuah penulisan yang tak hanya anggun atau diminati pembaca akan tetapi jiwa dalam setiap rangkaian kalimat anda sanggup keluar.
Itu sebabnya, feature bisa difungsikan sebagai klarifikasi atau pemanis isu yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu kejadian, menyentuh perasaan dan memilukan, menghidangkan informasi dengan lebih menghibur, juga bisa mengungkap suatu kejadian yang belum tersiar sebagai berita.
Yang perlu menerima perhatian didalam penulisan feature ini, ialah lead yang menarik. Nah, lead inilah yang tampaknya penting, meski bukan pokok. Bahkan jangan lupa, selain lead, kita juga harus membuat body dan endingnya dari goresan pena tersebut.
Bisa jadi ‘ending’ sebuah feature sama penting dengan lead. Kaprikornus harus bisa menarik dan menarik hati para pembaca. Misalnya menunjukkan sebuah kesimpulan atau mungkin ada ‘celetukan’ atau sindiran yang sanggup menarik hati pembaca. Di sinilah editor biasanya memerlukan konsentrasi ekstra untuk memotong goresan pena jenis feature, nggak praktis lho. Sama sulitnya dengan ‘mengobrak-abrik’ sebuah naskah cerpen. Kenapa? Mengapa? Koq bisa? Ya lantaran semua kepingan dari feature itu penting. Itu saja.
Nah, harus diakui bahwa yang paling penting dalam pembuatan goresan pena berjenis feature ini ialah lead. Kekuatan besarnya ada di sana. Lead mirip pembuka sebuah jalan. Kaprikornus upayakan benar-benar sanggup menarik dan mengundang rasa lebih ingin tau pada pembaca untuk terus membaca hingga selesai.
Sebab, jikalau gagal dalam menuliskan lead pembaca bisa-bisa ogah-ogahan meneruskan membaca. Gagal sanggup diartikan kehilangan daya pikat. Itu sebabnya, penulis feature harus kreatif dan akil betul merangkai kalimat demi kalimatnya.
Bahasa rapi, terjaga, anggun dan kelihaian dalam cara memancing itu haruslah jitu. Memang sih, tak ada teori yang baku wacana menulis lead sebuah feature.
Demikian goresan pena mengenai bagaimana cara menulis feature yang baik, terus gali kemampuan anda dalam menulis untuk membuat sebuah penulisan yang tak hanya anggun atau diminati pembaca akan tetapi jiwa dalam setiap rangkaian kalimat anda sanggup keluar.
Advertisement